·
Kajian
teori perkembangan moral menurut piaget :
Piaget mengemukakan bahwa seorang
manusia dalam kehidupannyaakan mengalami rentangan perkembangan moral sbb:
1. Tahap heteronomous
Seseorang yang pada saat awal kehidupannya belum memiliki
pendirian yang kuat dalam menentukan sikap dan perilaku atau dapat dikatakan
bahwa dalam mnentukan pilihan keputusan sebuah perilaku masih dilandasi oleh anekaragam
dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan.
Contoh :
anak kecil jika ditanya pilih warna merah atau kuning . Maka
antara jawaban pertama kedua dan seterusnya besar kemungkinan akan berbeda.
2. Tahap Autonomous
Seorang anak telah memiliki sikap dan perilaku moralitasnya
yang tercermin dari dirinya dan telah didasari oleh pendiriannya sendiri.
Contoh :
anak yang menginginkan sebuah mainan dia akan tetap berusaha memainkan
mainan tersebut meskipun harus antri menunggu giliran .
·
Teori
perkembangan menurut John Dewey
Tahap perkembangan moral melewati 3 fase:
1. Fase premoral atau pre Convensional
-Sikap dan perilaku manusia banyak dilandasi oleh impuls dan
social.
Contoh :
permainan kelompok 3 anak menyusun balok akan lebih cepat selesai apabila
dilakukan oleh satu orang anak dan hasilnya pun juga akan lebih baik
2. Tingkat konvensional
-Perkembangan moral manusia yang banyak didasari oleh sikap kritis
kelompoknya.
Contoh :
penyampaian materi yang monoton akan menyebabkan kebosanan
tersendiri pada anak sehingga anak tidak akan berkembang daya fikir dan
kreativitasnya.
3. Autonomous
-Perkembangan manusia banyak dilandaskan pada pola pikirannya
sendiri.
seiring dengan bertambahnya usia yang dijalani si anak
dilingkungan sekolah mampu memberikan pengaruh positif dalam menentukan
berbagai tindakannya.
misal :
anak umur 4th disekolah belum bisa menulis /memegang pensil menginjak
usia 5th anak tersebut dapat menulis walaupun belum rapih dan sudah bisa
memegang pensil dengan benar.
c. Tidak adanya batasan yang jelas dari
orangtua
d. Kritik yang berlebihan dari orang
dewasa
e. Seringnya diingatkan mengenai
tanggungjawab ketika dia dewasa
f.
Merasa
bersalah
g. Model dari orang tua
h. Frustasi yang terus menerus
·
Upaya
upaya yang dilakukan untuk mengatasi anak cemas :
1. Menentramkannya
2. Mencoba mengalihkan perhatian
3. Tidak mendesak anak untuk memberikan
penjelasan
4. Ajaklah anak untuk mlakukan relaksasi
5. Melakukan hal-hal yang menyenangkan
6. Membiasakan anak menekpresikan
perasaannya
7. Minta bantuan ahli apabila cemasnya
berlarut-larut
3. Hipersensitivitas
Adalah
kepekaan emosional yang berlebihandan sering dijumpai oleh anak-anak.
·
Penyebabnya:
-
Merasa
kurang atau tidak sama dengan orang lain.
-
Adaya
harapan yang tidak realistis
-
Sikap
orangtua yang overprotektif dan memanjakan anak
·
Penanganan
anak yang hipersensitif :
Ø Menghindari sikap overprotektif pada
anak
Ø Dalam proporsi yang wajar anak perlu
dikenali sikap kritik
Ø Mengajarkan anak untuk memandang
dirinya proporsional
Ø Mengajarkan ketrampilan pada anak
4. Fobia
Adalah perasaan
takut yang irasional pada obyek yang sebenarnya tidak berbahaya atau tidak
menyeramkan.
Ø Fobia terdiri dari aspek emosi dan
tingkah laku
Ø Compulsive : rasa takut yang tidak
beralasan namun tidak berdaya untuk mengatasinya.
Ø Usaha penyembuhannya:
a. Mengembalikan rasa percaya diri anak
b. Terapi psikologis
Ø Jenis-jenis fobia ada 5:
a. Fobia terhadap ruang terbuka (agora
phobia)
b. Fobia terhadap ruangtertutup
(claustrophobia)
c. Fobia terhadap tempat yang tinggi
(Acrophobia)
d. Fobiaterhadap tempat kotor dan
infeksi akibat kuman (mysophobia)
e. Fobia terhadap suatu benda
(photophobia)
FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA
PERMASALAHAN EMOSI
(Reynold)
1. Latar belakang keluarga yang kasar
2. Perasaan bertolak secara fisik maupun
emosional oleh pihak orangtua
3. Orang dewasa yag belum dewasa dan
memiliki kematangan untuk melakukan pengasuhan anak.
4. Kehilangan terlalu dini seseorang
yang disayangi
5. Orangtua yang tidak mampu mencintai
anaknya
6. Perasaan cemuburu yang berlebihan dan
tidak ditangani dengan baik
7. Anak belum siap menghadapi situasi
baru
8. Mendapatkan gertakan ,gangguan dan
ketidakramahan dari anak yang lain
9. Cacat fisik